Minggu, 21 September 2008

IKLAN DAN KEKERASAN IDENTITAS


Iklan dalam bahasa Inggris disebut dengan advertisement merupakan upaya sadar seseorang atau sekelompok orang (komunitas tertentu) untuk memperkenalkan sesuatu baik hanya berbentuk informasi maupun dalam bentuk produk barang agar orang lain berminat mengikuti apa yang diinginkan oleh para pelaku iklan tersebut. Dalam dunia pertelevisian misalnya, yang terkait erat dengan dunia bisnis, iklan ibarat jantung yang terus memompakan darah ke seluruh anasir tubuh televisi.

Oleh karenanya wajar kalau antara bisnis dan televisi memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dan saling menguntungkan (Simbiosis Mutalisme). Kalau sebuah acara di televisi minim iklan, tentunya darah tidak akan mengalir secara komplementer dan komprehensif di seluruh tubuh televisi.

Maka untuk menjaga agar hubungan ini berjalan baik (balance), para pelaku, baik itu pengelola televisi maupun pelaku bisnis bersama-sama berupaya keras untuk menyakinkan masyarakat akan keunggulan program dan kualitas barang yang disajikan serta dipromosikan. Terutama bagi pelaku bisnis, mereka sangat dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif agar selalu mempersembahkan produk yang memenuhi kebutuhan dan memuaskan pasar. Kalau tidak, perlahan tapi pasiti mereka akan ditinggalkan oleh konsumennya yang beralih kepada produk yang lebih menarik.

Sedang bagi pengelola televisi, mereka juga dituntut untuk selalu menyajikan acara-acara yang berkualitas. Kalau tidak, para pemirsa akan berpindah ke lain hati, dan para produsen pun akan menjadi enggan menarifkan sebagian besar dananya pada perusahan televisi tersebut.

Terkait dengan wacana di atas, sejenak kita melihat bagaimana sebenarnya praktek iklan yang jika dikaji lebih dalam dan jeli sesungguhnya akan menampakkan satu sisi lain yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang banyak (unthingkingable) yaitu sebuah kekerasan. Berikut ini sebuah ilustrasi kaitannya dengan produk yang ditawarkan kepada konsumen (baca: penonton Televisi).

Dalam kamus iklan, tubuh para penontonnya adalah jelek, tak terawat, dan perlu “direparasi” dengan produk yang mereka tawarkan. Seperti Iklan shampoo yang mengsumsikan bahwa rambut semua penontonnya bercabang, kusut, pecah, berketombe, dan jauh untuk memenuhi standard rambut indah.

Oleh karena itu untuk mengatasi problem tersebut, maka pebisnis dengan bahasa iklannya menampilkan sebuah shampoo yang anti-ketombe, anti-dendruff, bahkan “anti-jelek”. Untuk mencapai target yang diinginkan dari penjulan tersebut, mereka melibatkan seorang bintang, “publik figur” atau seorang model yang dengan skenario apik menampilkan gambar dan aksi yang dianggap menarik yaitu asyik memutar kepalanya yang dihiasi rambut yang hitam berkilau, lurus, panjang dan tentunya tak berketombe.

Singkatnya, tanpa disadari terkadang muncul spontanitas perasaan iri yang menggebu dalam hati penonton pada sang model yang sangat cantik laksana bidadari itu. Dengan berbekal semangat dan hasrat besar untuk memiliki rambut yang indah seperti yang diiklankan, para penonton segera memburu mall, hingga warung kecil di sekitar rumah mereka guna mereparasi rambut (rebounding). Kemudian mencari produk sahampoo untuk solusi terbaik anti-ketombe, rambut lurus dan hitam seperti yang ditawarkan iklan shampoo tadi.

Begitulah, tanpa sadar mayoritas kita-untuk tidak mengatakan semuanya- diam-diam sudah menjadi “masyarakat penampil” atau (meminjam istilah Idy Subandy Ibrahim) dandy society. Sebuah iklan shampoo saja, seakan memiliki kekuatam magis yang telah berhasil menyihir dan mendikte kita untuk berambut lurus, hitam, panjang dan tak berketombe sambil meyakinkan bahwa rambut kita itu jelek, tak terawat dan perlu diperbaiki seperti bintang iklan.

Adalah Rika seorang perempuan yang bekerja di sebuah Perusahaan Swasta. Sebenarnya rambutnya cukup indah. Tapi, ternyata iklan lebih berhasil meyakinkan dirinya bahwa rambutnya tak terawat, bercabang dan berketombe. Jadilah dia memilih shampoo anti-ketombe untuk menyelamatkan citranya agar tak dituding “tak terawat” dan jelek.

Selang beberapa lama, setelah memakai shampoo ati-ketombe itu, ternyata rambutnya menjadi kering. Maka kemudian ia beralih pada shampoo produk lain yang menjanjikan rambut segar dan berkilau. Tapi ternyata, shampoo barunya malah membuat rambutnya jadi kusam. Maka dia berganti shampoo lain yang menjanjikan rambut hitam, panjang dan lurus.

Begitu seringnya ia gonta-ganti shampoo, ini mengindikasikan bahwa iklan-iklan di televisi itu telah berhasil dan sukses melumpuhkan secara telak kepercayaan dirinya sebagai perempuan. Rambut yang sejatinya indah dan hitam akhirnya menjadi sangat jauh untuk dikatakan indah dan sedia kalanya. Hingga akhirnya, untuk mengembalikan keindahan rambut yang pernah ada, bahkan digunakanlah shampoo lain yang dianggap nomor satu dari Amerika, walhasil justru membuat kondisi rambutnya menjadi tipis.

Rika, yang pada awalnya ingin menggunakan shampoo yang bisa membuat rambutnya lebih mengembang, hitam dan panjang. Namun rasa lelah berganti shampoo ternyata lebih dulu menghinggapinya. Sehingga suatu hari dalam sebuah pertemuan, Rika malah telah menggunakan jilbab.

Penggunaan jilbab ini tidak murni karena untuk menjalankan kewajiban agama, tetapi hanya untuk sebuah alasan yang agak aneh, yaitu bosan mengurusi rambut dan berganti-ganti shampoo. Jika dilihat dari satu sisi, memang ada baiknya juga karena gonti-ganti shampoo malah membuat rambutnya rusak, sehingga menjadikannya untuk menggunakan jilbab. Tapi, yang ingin ditegaskan di sini adalah, bahwa telah terjadi kekerasan identitas di sekeliling kita.

Ternyata, diam-diam, dunia yang diwakili iklan seakan-akan menunjuk hidung kita dan mengatakan, “kamu jelek, tak terawat. Coba lihatlah wajah lain, lalu bandingkan, yang terawat dan yang tak terawat”. Telah menumbangkan rasa percaya diri kita, lalu patuh terhadap pesan-pesan yang ditawarkan iklan tanpa berfikir lebih lanjut.

Kekerasan gaya hidup

Sebagian kita (masyarakat) mungkin berasumsi dan berpersepsi bahwa kekerasan adalah segala sesuatu yang melulu berkaitan erat dengan tendangan, pukulan, tembakan, daging yang terkoyak, kucuran darah, penyiksaan dan penderitaan. Mereka mengira bahwa hanya tembakan, tetesan darah dan perkelahian hingga pembunuhan dan perampokan yang merupakan sebuah kekerasan. Tanpa pernah mencoba untuk mendeteksi bentuk kekerasan lain yang lebih halus tapi sesungguhnya lebih membahayakan.
Kekerasan dalam perspektif Johan Galtung, tak melulu segala tindakan yang mengandung intervensi atau tekanan yang selalu bertalian erat dengan darah, perang, atau senjata.

Menurutnya, kekerasan terjadi bila manusia dipengaruhi sedemikian rupa sehingga realisasi jasmani dan mental aktualnya berada di bawah realisasi potensialnya. Dengan kata lain bila yang potensial lebih tinggi dari yang aktual, maka terdapat kekerasan. Kekerasan di sini diartikan sebagai penyebab perbedaan antara yang potensial dan yang aktual. Realisasi potensial adalah apa yang mungkin diwujudkan sesuai dengan tingkat wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang dicapai oleh seseorang. Penyalahgunaan hal-hal tersebut untuk tujuan lain atau dipaksakan oleh sekelompok orang lain berarti telah menciptakan kekerasan.

Ketika realisasi potensial kita memiliki kebebasan untuk memilih berambut lurus atau keriting, panjang atau pendek, dan seterusnya. Tapi iklan telah memaksa realisasi aktual kita untuk “sama” seperti apa yang ada dalam iklan. Di situlah kekerasan yang dimaksudkan telah terjadi. Saat ini, disadari atau tidak, kita tengah menerima banyak bentuk dalam kekerasan gaya hidup (life style violence)dan kekerasan identitas (identity violence). Identitas kita kemudian dideskriditkan sebagai sesuatu yang jelek, kotor, dan tak terawat oleh iklan-iklan di televisi melalui sejumlah model dan selebriti yang melabeli dirinya cantik,tampan, sempurna dalam ukuran tubuh.

Dalam kasus iklan shampoo tadi misalnya, ketika realisasi potensial setiap orang ditekan untuk merasa bahwa rambutnya jelek dan tak terawat, kekerasan identitas telah terjadi. Cantik atau tidak cantik, terawat atau tidak terawat, jelek dan bagus telah direduksi sedemikian naif bahwa rambut yang hitam, lurus mengembang dan tidak berketombe, wanita yang cantik dan terawat adalah yang memakai produk shampoo atau produk yang diiklankan sementara yang lain tidak.

Memang secara formal, pada dasarnya tidak pernah ada standarisasi kategori untuk cantik atau tampan secara lokal, regional, nasional, atau internasional. Bahkan Kecamatan, DPR, atau PBB sekalipun tidak pernah mengeluarkan peraturan atau undang-undang bahwa seseorang yang cantik adalah yang tubuhnya langsing, berkulit putih, berwajah Oriental-Eropa, berambut hitam dan seterusnya.

Yang ada hanyalah penggiringan paradigma berfikir dan penciptaan persepsi dalam masyarakat bahwa cantik adalah orang yang berkulit putih, langsing, dan berambut indah bak Titi Kamal, Dian Sastro atau Sandra Dewi dan yang tampan adalah lelaki gagah, berotot, dan macho seperti Ari Wibowo, Primus dan Thomas Djorgie (katanya).

Perlu diingat bahwa kekerasan telah terjadi ketika semua orang merasa merekalah (para selebriti dan bintang dalam iklan dan televisi) yang cantik atau tampan, sementara kita adalah orang-orang yang berada pada kategori dan klasifikasi yang biasa saja—bahkan jelek—yang harus bersegera dan responsif untuk memperbaiki citra diri agar punya identitas seperti mereka.

Maka para perempuan seakan tidak mau ketinggalan dan tidak ingin dikatakan tidak beridentitas berlomba-lomba untuk melangsingkan tubuh lewat diet ketat yang sering kelewatan menyebabkan anorexia nervousa atau bulimia. Selanjutnya memburu shampoo agar rambutnya dikatakan indah dan terawat setelah menggunakannya.

Tak terkecuali mencari produk kecantikan lainnya seperti hand body dan pemutih lainnya. Kesemua itu dilakukan karena tanpa disadari bahwa rasa percaya diri telah hilang dan digiring kepada produk iklan tersebut. Para lelaki juga tak mau ketinggalan mengurusi tubuh mereka dengan fitness dan body building hingga rajin ke salon secara rutin untuk facial dan sebagainya.

Begitulah, tanpa sadar hari-hari kita dipenuhi dengan kekerasan yang tak nampak yang seringkali tidak kita sadari. Kekerasan gaya hidup dan kekerasan identitas memaksa kita berpenampilan dan berwajah mirip selebriti atau para supermodel, tanpa pernah menyadari bahwa tubuh adalah karunia kodrati yang diciptakan Allah Swt dengan bentuk yang berbeda-beda dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Tanpa sadar kita telah menjadi korban kekerasan, sebab ketika tiba-tiba tanpa kesadaran yang jelas kita rela mengeluarkan berapapun uang dari dompet kita untuk membeli krim pemutih wajah, obat pelangsing tubuh, facial foam atau body lotion karena takut dunia akan menunjuk hidung kita yang berkomedo dan berjerawat sambil berkata, “jelek lu!”, itulah kekerasan.

Perbedaan adalah SUNNATULLAH

“Membaca qunut dalam shalat adalah sunnah, dan meninggalkannya pun juga sunnah." Itulah komentar Ibnul Qoyyim tentang perbedaan pendapat para ulama tentang qunut. Sebab, memang di sana ada riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW membacanya dalam shalat, namun ada juga hadits yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW meninggalkannya.

Tapi kenyataan di masyarakat kita berbeda. Berseteru gara-gara qunut bahkan sampai saling mencaki-maki adalah peristiwa yang sering kita dengar. Ironis memang, hanya gara-gara qunut yang sunnah, lantas meninggalkan yang wajib; menjaga persatuan umat dan berbuat baik terhadap sesama muslim. Tak ada sesuatu yang persis sama di dunia ini.

Meski ada, hanyalah terbatas pada beberapa hal kecil saja. Itulah sunnatullah. Bukti kekuasaan Allah SWT yang tak terhingga. Dengan perbedaan, dunia menjadi penuh warna, dimana manusia dapat saling melengkapi satu-sama lain, dan bahkan saling tolong-menolong.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang berotak brilian dan ada yang biasa. Karena itu, perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah, bukan hal tercela. Hal seperti ini juga terjadi pada para ulama. Pengetahuan dan kemampuan yang berbeda-beda akhirnya menghasilkan ijtihad yang berbeda pula.

Bagi yang sering mengkaji kitab-kitab perbandingan madzhab, selisih pendapat di antara mereka bukanlah hal asing, karena berbeda pendapat dalam menghukumi sesuatu telah ada sejak zaman shababat ra.

Contohnya saja, keputusan Khalifah Abu Bakar untuk memerangi orang-orang yang menolak membayar zakat, disepakati setelah melalui musyawarah yang diwarnai silih beda pendapat. Atau antara Umar ra. dan Utsman ra. dalam masalah pembukuan Al-Qur'an, serta banyak lagi.

Ikhtilaf Dalam Hukum Fiqih
Ikhtilaf atau perbedaan pendapat dalam hukum fiqih disebabkan oleh banyak hal, antara lain :

1. Perbedaan para ulama dalam memahami teks Al-Qur'an dan Hadits
Teks Al-Qu'ran dan Hadits kadang membuka peluang untuk dipahami secara berbeda, misalnya dengan adanya kata yang mempunyai lebih dari satu makna. Perbedaan pemahaman itu melahirkan perbedaan penghukuman. Contohnya kata "la mastum" dalam surah Al-Maidah ayat 6. Kata itu bisa berarti "bersentuhan" dan bisa berarti "hubungan suami istri". Yang mengartikannya, sebagai hubungan suami istri, akan mengeluarkan pendapat bahwa bersentuhan saja dengan wanita tidak membatalkan wudlu, tapi yang mengartikannya sebagai bersentuhan, akan menghukumi batal wudlu, bila kulit wanita dan pria bersinggungan.

2. Perbedaan pengetahuan mereka tentang Hadits.
Orang yang paling tahu dan mengerti Hadits-Hadits Rasulullah SAW adalah para shahabat. Sepeninggalan Nabi, para shahabat menyebar ke berbagai daerah untuk mensyiarkan Islam, antara lain Irak, Kufah, Mesir, dll. Kendati begitu, sebagian besar mereka tetap berdomisili di Madinah. Wal hasil, kota yang banyak didiami oleh banyak shahabat lebih menguasai hadits dibanding kota yang hanya memiliki sedikit shahabat, dan ini berdampak pada pengambilan hukum.

Ulama-ulama Irak, misalnya, lebih cenderung menggunakan ra'yu (pendapat sendiri) yang tetap sejalan dengan Al-Qur'an karena sedikitnya perbendaharaan hadits mereka dan ditambah pula dengan banyak beredarnya hadits-hadits palsu, ketimbang ulama-ulama Madinah yang kaya perbendaharaan haditsnya. Akibat pengetahuan terhadap hadits yang berbeda-beda inilah akhirnya terlahir ijtihad yang berbeda pula.

3. Perbedaan mereka dalam menilai Hadits.
Para ulama kadang berbeda pendapat dalam menilai sebuah hadtis. Imam Malik menyatakan bahwa hadits a itu shahih, namun setelah mengadakan penelitian lebih lanjut, Imam Syafi'i mengatakan bahwa hadits tersebut dhaif, lemah, sehingga tidak dapat dijadikan sandaran hukum. Salah satu penyebab ikhtilaf tadi adalah perbedaan mereka dalam memverifikasi para perawi hadits. Menurut A si anu (perawi hadits) itu bisa dipercaya (adil), namun B mengatakan ia kurang kredibel.

Di samping perbedaan dalam menilai keshahihan hadits, kadang mereka juga berbeda pendapat tentang status hadits tertentu. Apakah ia bisa dijadikan hujjah (sandaran hukum) atau tidak. Misalnya hadits mursal tabi'i (hadits yang silsilah perawinya terputus pada tabi'in), Imam Abu Hanifah dan Imam Malik menerimanya untuk dijadikan hujjah, sementara Imam Syafi'i menolak.

4. Perbedaan waktu, tempat dan kondisi.
Para ulama hidup pada kurun waktu dan tempat yang berbeda-beda, yang akhirnya melahirkan tabiat dan karakter yang berbeda pula. Dan ini berdampak pada pengambilan hukum. Contohnya Umar bin Abdul Aziz, sewaktu menjadi Gubernur Madinah, ia menerima klaim seseorang hanya dengan satu saksi laki-laki dan sumpah. Tapi ketika ia menjadi khalifah dan tinggal di Syam, tidak menerima klaim seseorang kecuali dengan dua saksi laki-laki atau satu laki-laki dan dua perempuan. Ketika ditanya tentang hal itu, ia menjawab, "Kami sungguh mendapati penduduk Syam berada dalam kondisi dan tradisi yang berbeda dengan Madinah."

5. Perbedaan mereka dalam mensikapi dalil-dalil yang kelihatan kontradiktif
Contohnya hadits-hadits berikut :
a. La sholata illa bifatihatil kitab (tidaklah sah shalat seseorang tanpa membaca surah al-Fatihah).

b. Idza qara'al imamu fa anshitu (jika Imam sedang membaca Al-Qur'an, dengarkanlah).

c. Man kana lahu imam, faqira'atahu lahu qira'ah (barang siapa bersama imam,
cukuplah baginya bacaan imam).

Berdasarkan ketiga hadits ini, para ulama berbeda pendapat tentang apakah makmum wajib membaca al-Fatihah atau tidak. Imam Syafi'i berpendapat bahwa makmum wajib membaca al-Fatihah berdasarkan hadits pertama. Imam Hanbali berkata bahwa jika imam membaca keras, makmum tidak perlu membaca al-Fatihah, tapi jika imam tidak membaca keras, makmum wajib membacanya. Dalam hal ini, Imam Hanbali mengkompromikan hadits pertama dan kedua. Sedang menurut Imam Hanafi, seorang makmum tidak wajib membaca apapun berdasarkan hadits yang ketiga.

6. Perbedaan mereka dalam menggunakan dalil-dalil mukhtalaf (yang diperselisihkan.
Sebagian besar ulama sepakat dalam menggunakan Al-Qur;an, al-Hadits, Ijma' dan Qiyas sebagai dalil atau sandara hukum. Namun, selain empat unsur tadi, masih ada dalil-dalil yang diperselisihkan oleh para ulama dalam kaitannya sebagai sumber hukum. Dalil-dalil mukhtalaf itu antara lain :
a. Perkataan atau pendapat Shahabat.
b. Ijma' penduduk Madinah
c. Istihsan
d. Istishab
e. Mashalih Mursalah
f. Tradisi,. dsb.

Itulah hal-hal yang menyebabkan para ulama berbeda pendapat. Sebuah perbedaan yang timbul karena hal-hal yang sangat manusiawi. Karenanya, perbedaan seperti itu tidak tercela. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berijtihad dan ia benar, baginya dua pahala. Dan jika salah, baginya satu pahala"

Maka tidak sepatutnya perbedaan pendapat dan madzhab menjadi perpecahan, pertikaian, dan fanatismu (taashshub). Allah berfirman, "Wa'tashimu bihablillah jami'an wa la tafarraqu, " (QS. Ali Imran : 103). Artinya : Berpeganglah kamu semua pada tali Allah dan janganlah berpecah belah. Wallahu 'alam bish-showab.

Minggu, 14 September 2008

TEST CASE

PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Manakah yang akan Anda pilih?

Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidakaktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KAyang masih aktif.

Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KAtersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang suda tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedangbermain??? Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan keretatersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?

Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil??? lihat ke bawah ini....

Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya mengorbankan jiwa seorang anak. Anda mungkin memiliki pilihan yang sama karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seoranganak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara moral maupun emosional.

Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untukbermain di tempat yang aman? Disamping itu, dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya. Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari.

Di kantor, Di masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi pihak minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tidak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut.

Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan. Dan bahkan mungkin tidak kita tidak akan menyesalkan kejadian tersebut. Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif.

Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat. Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut.

Di samping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut sudah tidak aman. Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta. Dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa penumpang di kereta tersebut.

Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar.

"Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer.........dan sesuatu yang populer tidak selalu benar".

ORANG BODOH VS ORANG PINTAR

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya di bisnis.
Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar.
Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah.
Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato,
maka di suruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.

Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan,
sementara itu orang pintar percaya.
Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai
orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan
panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar
menjadi staffnya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan,
dia PHK orang-orang pintar yang berkerja.
Tapi orang-orang pintar DEMO, Walhasil orang-orang pintar
"meratap-ratap" kepada orang bodoh agar tetap di berikan pekerjaan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pintar akan menghabiskan
waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh
menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan duit.
Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford), Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Siu Liong (BCA group). Adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya.
Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka.
Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar
bergantung pada orang bodoh.

PERTANYAAN :

Jadi mending jadi orang pintar atau orang bodoh??
Pintaran mana antara orang pintar atau orang bodoh ???
Mulia mana antara orang pintar atau orang bodoh??
Susah mana antara orang pintar atau orang bodoh??

KESIMPULAN:
Jangan lama-lama jadi orang pintar,
lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah
dibodohi oleh orang bodoh.

Jadilah orang bodoh yang pintar dari pada
jadi orang pintar yang bodoh.

Kata kunci nya adalah "resiko" dan "berusaha",
karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil,
selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pintar perpikir panjang maka dia bilang resikonya besar
untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut.
Dan mengabdi pada orang bodoh.

Kamis, 11 September 2008

Short Story

Benar-benar cerita yang menyedihkan dan mungkin dunia ini
sudah gila kali ya!!!!????

Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim untuk membeli jilbab. Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.

Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari kamarnya, bapak dan ibunya langsung menjerit. Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya. Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan: Ayah ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab. Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya akan tetapi ayah ibunya mengancam akan memutuskan hubungan orang-tua dan anak bila ia berkeras. Dia tidak akan diaku anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya. Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.

Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. Apa lacur sang guru pun menolak. Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orang tuanya agar diizinkan memakai jilbab... hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah. Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu. Dia merasa betul2 sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab.

Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf terakhir. Dia berkata pada orang tuanya, "Ayah dan ibu yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga saya akan bunuh diri."

Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, si ayah berkata dengan lirih, "Fahmi, Fahmi! Nek wong wedok sak karepe ngono. Kowe lanang, lha kok nganggo jilbab!?"

Hee.. hee.. hee.. serius banget bacanya... Lagi Puasa ya bro…..
Wakakakakakakak.

SURAT DARI ALLAH

Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun
hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur
kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi
dalam hidupmu hari ini atau kemarin ......


Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan
diri untuk pergi bekerja .......
AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU
tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti
dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk .........

Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama
lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU
Melihat engkau menggeerakkan kakimu. AKU berfikir
engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari
ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk
mendengarkan kabar terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU
menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua
kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk
mengucapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang
sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk
berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak
menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan
melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut
namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU
berikan, tetapi engkau tidak melakukannya ......
masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan
berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang
kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang
harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV,
engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya,
tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg
ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat
engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi
kembali kau tidak berbicara kepadaKU .........


Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau
melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa
sepatahpun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU
selalu hadir untukmu.


AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar
terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap
hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau
syukur dari hatimu.

Keesokan harinya ...... engkau bangun kembali dan
kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau
akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU ........
Tapi yang KU tunggu ........ tak kunjung tiba ...... tak juga
kau menyapaKU.


Subuh ........ Dzuhur ....... Ashyar ..........
Magrib ........ Isya
dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU .....
tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa,
tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud
kepadaKU ..........

Apa salahKU padamu ...... wahai UmmatKU?????
Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KUberikan, harta yang
KUrelakan, makanan yang KUhidangkan, anak-anak yang
KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat
kepadaKU ............!!!!!!!

Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap
berharap suatu saat engkau akan menyapaKU, memohon
perlindunganKU, bersujud menghadapKU ......
Yang selalu menyertaimu setiap saat ........

MADZA RA'YUK...???

Wahai manusia! Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi hidup bersuka ria. Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi asyik mengumpulkan dan menumpuk harta Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.

Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi menjalani hidupnya dengan bersantai-santai. Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya. Aku heran pada intelektual, yang bodoh dalam soal moral.Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor.

Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tidak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya. Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala perilakunya, tapi ia berbuat durjana. Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu diminta pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi berharap belas kasih orang lain. "Sungguh.. tiada Tuhan kecuali Aku.. dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku."

Wahai manusia. Hari demi hari usiamu kian berkurang, sementara engkau tidak pernah menyadarinya. Setiap hari Aku datangkan rejeki kepadamu, sementara engkau tidak pernah memujiKu. Dengan pemberian yang sedikit, engkau tidak pernah mau lapang dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang. Wahai manusia.Setiap hari Aku mendatangkan rejeki untukmu.

Sementara setiap malam malaikat datang kepadaKu dengan membawa catatan perbuatan jelekmu. Engkau makan dengan lahap rejekiKu, namun engkau tidak segan-segan pula berbuat durjana kepadaKu. Aku kabulkan jika engkau memohon kepadaKu. KebaikanKu takputus-putus mengalir untukmu.

Namun sebaliknya, catatan kejelekanmu sampai kepadaKu tiada henti. Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau hamba terjelek bagiKu. Kau raup segala apa yang Kuberikan untukmu. Kututupi kejelekan yang kau perbuat secara terang-terangan. Aku sungguh sangat malu kepadamu, sementara engkau sedikitpun tapernah merasa malu kepadaKu. Engkau melupakan diriKu dan mengingat yang lain.

Bershalatlah engkau kepadaKu sebagai rasa syukur dan nikmat yang telah Aku berikan kepadamu.Kepada manusia engkau merasa takut, sedangkan kepadaKu engkau merasa aman-aman saja.

Pada manusia engkau takut dimarahi, tetapi pada murka-Ku engkau tak peduli.Ikhwan fillah, bersujudlah dan bertaubatlah kepada Allah SWT serta menangislah.. betapa banyak dosa yang telah kita perbuat selama ini lihatlah betapa banyak kelalaian yang telah kita lakukan selama ini.

Ya Allah, Kami bukanlah hambaMu yang pantas memasuki surga firdausMu, tidak juga kami mampu akan siksa api nerakaMu, berilah hambaMu ini ampunan, dan hapuskanlah dosa-dosa kami, sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun, Sang Maha Agung. Ya Allah, Dosa-dosa kami seperti butiran pasir dipantai, anugrahilah kami ampunan wahai Yang Maha Agung umur kami berkurang setiap hari sedangkan dosa-dosa kami terus bertambah adakah jalan upaya bagi kami.

Ya Allah, HambaMu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadapMu mengakui dosa-dosanya dan memohon kepadaMu, ampunilah, karena hanya Engkaulah Sang Pemilik Ampunan, bila Engkau Campakkan kami kepada siapa dan kemana kami mesti berharap selain dariMu "Hisablah dirimu sebelum Allah menghisabmu".

WHAT DO YOU THINK

“Just for Contemplation”

Sebuah Ilustrasi cerita yang diangkat dari al-Qur’an, surat Ibrahim: 22. Bahwa ketika perkara hisab sudah selesai dilakukan. Syaithon akan berbicara dengan manusia tentang apa yang dilakukannya kepada manusia selama di dunia.

Dalam suatu Konfensi iblis, syaitan dan jin, dikatakan: "Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke Mesjid", "Kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur'an dan mencari kebenaran", "Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka Allah dan Pembawa risalahNya Muhammad", "Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan kita akan lumpuh."

"Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Masjid; biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga Mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah".

"Inilah yang akan kita lakukan," kata iblis. "Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya
kepada Allah dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!". "Bagaimana kami melakukannya?" tanya para hadirin yaitu iblis, syaitan, dan jin. Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, dan ciptakan tipudaya untuk menyibukkan fikiran mereka,"

Jawab sang iblis "Rayu mereka agar suka BELANJA, BELANJA DAN BELANJA SERTA BERHUTANG, BERHUTANG DAN BERHUTANG".

"Bujuk para istri untuk bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu, 10 - 12 jam seminggu, sehingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat kosong." "Jangan biarkan
mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka."
"Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan lelah sepulang dari bekerja". "Dorong terus cara berfikir seperti itu sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan di rumah."

"Pikat mereka untuk membunyikan radio atau kaset selama mereka berkendaraan". "Dorong mereka untuk
menyetel TV, VCD, CD dan PC di rumah. Sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus di semua restoran maupun toko2 di d unia ini."

"Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan Allah dan RasulNya"

"Penuhi meja-meja rumah mereka dengan majalah-majalah dan tabloid". "Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip selama 24 jam sehari".

"Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan di jalanan". "Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.

"Muat gambaran wanita yang cantik itu adalah yang langsing dan berkulit mulus di majalah dan TV, untuk
menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka" Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari, buatlah mereka sering sakit kepala".

"Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka akan mulai mencari diluaran". "Hal inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga"

"Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat." "Sibukkan mereka sehingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop."

"Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK DAN SIBUK "Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh,bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti,sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.

"Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah." "Dan Dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan/kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah).

PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL." "RENCANA YANG BAGUS." Iblis, syaitan dan jin kemudian pergi dengan penuh semangat melakukan tugas MEMBUAT MUSLIMS MENJADI LEBIH SIBUK, LEBIH KALANG KABUT, DAN SENANG HURA-HURA". "Dan hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Allah sang Pencipta."

"Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturahmi dan saling mengingatkan akan Allah dan RasulNya". Sekarang pertanyaan saya adalah, "APAKAH RENCANA IBLIS INI AKAN BERHASIL???"

"ANDALAH YANG MENENTUKAN..!!!"

So.... ketika nanti kita harus masuk neraka, maka jangan salahkan syaithan, salahkan diri kita sendiri kenapa mau mengikuti langkah-langkahnya.

SMAKIN KUTAHU

Jika pepohonan dijadikan pena
Dan laut menjadi tinta
Niscaya takkan pernah cukup
Tuk menuliskan semua nikmat-Nya

Lelah. Rasanya terlalu lelah untuk terus berdo’a kepada Allah. Hari ini entah sudah kesekian kalinya aku meminta, tapi tak jua Dia mengabulkan permintaanku. Pekan lalu, saat ku membutuhkan pertolongan Nya, Ia tak segera mengulurkan tanganNya. Ah, jangankan yang baru-baru ini, puluhan bahkan ratusan pintaku bulan-bulan sebelumnya, juga tahun sebelumnya, kalau kuingat-ingat, belum juga terkabulkan.

Tapi, apa salahnya malam ini ku mencoba berdialog kembali dengan Nya, semoga saja ia mau mendengar. Baru saja kususun jemari ini, belum sempat baris kata-kata yang sebelumnya sudah kurangkai indah di dalam benakku deras terburai keluar dari mulutku, mataku menangkap tajam jemariku yang bergerak … Astaghfirullaah … seketika dadaku sesak. Berdegub kencang.

Ingin kuhapus kata-kataku diatas. Tapi sudah terlanjur tumpah. Aku malu telah lancang kepadaNya dan menihilkan semua yang telah diberikan-Nya. Sedetik kemudian, seiring dengan menggenangnya air di pelupuk mata ini yang siap tumpah bagai gelombang yang menunggu perintah menghantam karang, benakku sudah disesaki dengan jutaan tanya … Pernahkah aku meminta kepada Nya untuk memberikan kepadaku jemari yang lengkap dan indah ini, sehingga aku bisa banyak berbuat dengan kesempurnaan penciptaan ini.

Aku tak pernah meminta sebelumnya agar Ia melengkapi tanganku ini dengan jemari, aku juga tak pernah berdo’a untuk berbagai kesempatan hingga detik ini aku masih bisa menggerakkan, dan menyentuh dengan jemariku ini. Tapi sampai detik ini, Dia masih memberikannya kepadaku … Harus kusentuh lagi beberapa anggota tubuh ini. Kemudian aku berdiri, subhanallah, aku masih bisa berdiri. Padahal aku tak pernah sebelumnya meminta agar terus ditetapkan memiliki dua kaki sempurna, tapi Dia masih terus memberikannya.

Kupandangi, sebelum kulanjutkan … dengan apa aku memandang? Pernahkah aku meminta Dia menganugerahiku sepasang mata indah ini? Sehingga semua terasa begitu indah untuk dinikmati, semua alam dan lukisan semesta menjadi penghibur hati dengan adanya dua mata ini. Kuyakin juga –aku tak pernah lupa- tak pernah memohon ke! pada-Nya untuk tetap memberiku dua telinga dengan fungsi pendengaran yang baik. Tapi kenapa aku masih bisa mendengar? Test … test … satu, satu, dua tiga ….

Sengaja aku mengetes suaraku. Masih jelas terdengar. Tapi, bukankah Dia memberikannya begitu saja kepadaku tanpa pernah aku memintanya? Lalu aku berjalan, Alhamdulillah aku masih bisa berjalan. Keluar kamar, ke ruang tengah, kulihat masih terlihat sederet makanan di meja makan, kucicipi sepotong tahu. Enak, ya enak. Tapi kenapa aku masih bisa merasakan nikmatnya sepotong tahu? Juga segarnya menyeruput sebotol juice buah yang kuambil dalam kulkas? Yang pasti, tak pernah barisan kata pinta terucap tuk sekedar memohon agar tetap diberikan kemampuan merasa

Kuterus berjalan. Ke kamar mandi. Ada air. Kusentuh segarnya air itu. aah, sejak kapan aku merasakan kesegaran ini. Mungkinkah ketika terlahir dulu sempat aku meminta kepadaNya agar dikaruniakan kesegaran macam ini? atau … hhhhhh, kuhirup udara malam yang sejuk.
Eh, apa pernah aku minta Dia tak menyetop pasokan udara untukku? Bahkan … aku masih hidup, aku masih hiduuup (teriakku) … siapa yang tahu dan bisa menerka sampai kapan aku masih bisa menikmati hidup. Tapi yang jelas tak pernah sekalipun keluar dari mulut ini rangkaian kata: “Tuhan, terima kasih atas semua nikmat Mu, sampai hari ini.”

PENGALAMAN PRIBADI DI BULAN SUCI

8 Tanda Anda Berjodoh Dengan Pasangan

“Berangkat dari pengalaman pribadi yang terjadi di bulan suci, semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi pribadi-pribadi yang masih sendiri.”

Maha Suci kehadirat Illahi, atas anugerah ini, akhirnya bidadari yang dinanti telah menjelma dalam kehidupan ini.

Remember bro...This is Sekedar saja dan untuk tidak dipercayai, karena kalau anda percaya, akan bertambah dong rukun imannya.

Pertanda 1
Rahasia sepasang kekasih agar bisa memiliki umur hubungan yang panjang adalah adanya saling berbagi. Anda dan dia selalu bisa saling membantu, entah itu pekerjaan sepele atau besar. Paling penting adalah Anda berdua selalu bisa menikmati segala aspek kehidupan secara bersama-sama. Dan semuanya terasa amat menyenangkan meskipun tanpa harus melibatkan orang lain.Nah,apakah Anda sudah merasakan hal tersebut? Jika ya, selamat berarti ada harapan bahwa dia adalah calon pendamping hidup Anda!

Pertanda 2
Salah satu kriteria yang menentukan cocok tidaknya dia itu jodoh Anda atau bukan adalah kemampuannya bersikap santai di depan Anda. Coba sekarang perhatikan, apakah gerak geriknya, caranya berpakaian, gaya rambutnya, caranya berbicara serta tertawanya mengesankan apa adanya? Apakah setiap ucapannya selalu tampak spontan dan tidak dibuat-buat? Jika tidak, (maaf). Kemungkinan besar dia bukan jodoh Anda.

Pertanda 3
Adanya kontak bathin membuat hati Anda berdua bisa selalu saling tahu. Dan bila Anda atau si dia bisa saling membaca pikiran dan menduga reaksi serta perasaanya satu sama lainnya pada situasi tertentu. Selamat! Mungkin sebenarnya dialah belahan jiwa Anda yang tersimpan…

Pertanda 4
Bersamanya bisa membuat perasaan Anda menjadi santai, nyaman tanpa perasaan tertekan. Berjam-jam bersamanya, setiap waktu dan setiap hari tak membuat Anda merasa bosan.. Ini bisa sebagai pertanda bahwa Anda berdua kelak bisa saling terikat.

Pertanda 5
Dia selalu ada untuk Anda dalam situasi apapun. Dan dia selalu bisa memahami cuaca dalam hati Anda baik dalam suka dan duka. Percayalah pasangan yang berjodoh pasti tak takut mengalami pasang surut saat bersama.

Sekarang, ingat-ingat kembali. Apakah dia orang pertama yang datang memberi bantuan tatkala Anda dirundung musibah? Dia selalu paham saat PMS Anda datang menyerang? Dia cepat-cepat datang dan mencarikan obat tatkala mendengar kabar Anda sakit? Jika ya, tak salah lagi. Dialah orangnya…

Pertanda 6
Dia tak terlalu peduli dengan masa lalu keluarga Anda, dia tak peduli dengan masa lalu Anda saat bersama kekasih terdahulu. Dia juga tak malu-malu menceritakan masa lalunya.. Nah, kalau begitu ini bisa berarti dia sudah siap menerima Anda apa
adanya..

Pertanda 7
Setiap orang pasti memiliki kekurangan, dan Anda tak malu-malu memperlihatkannya pada si dia. Bahkan pada saat Anda tampil ‘buruk’ di depannya sekalipun,misalnya saat Anda bangun tidur atau saat Anda sakit dan tak mandi selama dua hari.

Pertanda 8
Bila Anda merasa rahasia Anda bisa lebih aman di tangannya daripada di tangan sahabat-sahabat Anda. Atau Anda merasa sudah tak bisa lagi menyimpan rahasia apapun darinya, maka berbahagialah! Karena ini bisa berarti pasangan sejati telah Anda temukan!

Apakah kedelapan pertanda di atas telah Anda temukan padanya?

SELAMAT UNTUK TIDAK PERCAYA

Rabu, 03 September 2008

TAUBAT SESUNGGUHNYA

Taubat adalah kembali kepada Allah setelah melakukan maksiat. Taubat marupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya.

Agama Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat manusia. Bahkan Nabi Muhammad telah membenarkan hal ini dalam sebuah sabdanya yang berbunyi: "Setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan/dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertaubat (dari kesalahan tersebut)."

Di antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap diri sendiri sebagaimana terhadap keluarga dan kerabat bahkan terhadap Allah. Dengan segala rahmatnya, Allah memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat. Seperti diterangkan dalam surat Al Baqarah: 160 "Dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firmanya dalam surat Al-Baqarah: 222, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti terungkap dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu musa Al-Asy`ari: "SesungguhnyaAllah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat."

Merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus-menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka dan sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya karena sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang.

Tepatlah kiranya firman Allah dalam surat Ali Imran ayat: 133, "Bersegaralah kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."

Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah adalah "Taubat Nasuha", yaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim: 66, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bresamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kamidan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu'".

Taubat Nasuha adalah bertaubat dari dosa yang diperbuatnya saat ini dan menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu dan brejanji untuk tidak melakukannya lagi di masa medatang. Apabila dosa atau kesalahan tersebut terhadap bani Adam (sesama manusia), maka caranya adalah dengan meminta maaf kepadanya. Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Apakah penyesalan itu taubat?", "Ya", kata Rasulullah (H.R. Ibnu Majah). Amr bin Ala pernah mengatakan: "Taubat Nasuha adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah mencintainya".

Di bulan pengampunan, Ramadhan yang "Syahrul Maghfirah" ini adalah saat yang tepat untuk kita bertaubat. Bagi yang sudah bertaubat mari memperbarui taubatnya dan yang belum taubat mari bergegas kepada ampunan Allah. 10 hari kedua bulan Ramadhan merupakan masa maghfirah (ampunan) sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Abu Haurairah "Ramadhan, awalnya Rahmah, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya dibebaskan dari api neraka" (H.R. Ibnu Huzaimah).

Selamat menjalankan ibadah puasa.

Indahnya Taubat

Hari-hari kita mestinya adalah hari-hari taubat. Karena setiap saat, setiap detik, antara cahaya dan kegelapan, antara dosa dan pahala, antara harapan dan penyesalan saling berebut di hati anda. Bahkan jika hari ini pun anda menyesali apa yang anda lakukan, besok pun terulang kembali dosa yang sama dalam waktu dan tempat berbeda, atau dalam bentuk yang berbeda pula.

Allah Maha Tahu, betapa sombongnya manusia, betapa lemahnya manusia, betapa fananya manusia, dan banyaknya manusia yang mengeluh, betapa banyaknya manusia yang tidak bersyukur, betapa banyaknya manusia yang tidak menalarkan akal sehatnya, betapa banyaknya yang tidak mampu mengekang hawa nafsunya.

Dan, dengan Kemaha Besaran, serta Kemaha Lembutan Kasih Sayangnya, Allah memanggil kita semua, dengan panggilan kemahalembutan dan kasihNya, “Wahai orang-orang yang beriman, kembalilah kepada Allah (bertaubatlah) kalian semua, wahai (hamba-hambaKu) yang (mengaku) beriman, agar kalian semua bahagia.” (an-Nuur:31)

Lalu gelombang demi gelombang cahaya memancarkan pembersihan atas kegelapan-kegelapan kita. Gelombang air qudus memandikan kotoran-kotoran bumi kita, penyesalan menjadi pintu gerbang bagi haribaanNya, Istighfar menjadi luapan paling indah dari PelukanNya. Sebab disanalah peleburan, penyirnaan, kefanaan dan kehambaan maujud. “Akulah hamba dan Engkaulah Rabb”

Lalu Rasulullah SAW. menegaskan betapa lebih gembiranya Allah ketimbang seorang yang kehilangan kendaraan unta beserta seluruh hartanya, dalam drama yang mengenaskan, sampai lelah, ia terlunglaikan dalam lelah tidurnya. Ketika ia bangun dari lelap tidurnya, unta dan seluruh hartanya ada di depan mata. Allah lebih erat memeluknya ketimbang eratnya pelukan si fulan yang kehilangan harta benda, kemudian ada di depannya.

Lihatlah, seperti air gunung yang melimpah, bening bercahaya. Lihatlah seperti gulungan-gulungan ombak KinasihNya yang mengejar seluruh apa pun yeng membuat bergolak KecemburuanNya. Lihatlah kabut-kabut dan mega-mega tersingkap oleh Tangan-Tangan KekuasaanNya, dan Senyuman Keabadian Yang Agung menerima kita semua. Hamba-hambaNya yang bertobat.

Karena itu janganlah takut dengan taubat, karena taubat itu indah dan penuh cinta. Janganlah khawatir dengan taubat, karena kekhawatiran itu adalah nafsu yang dikelola oleh kandang-kandang syetan. Janganlah pesimis atas ampunanNya, karena jika langit dan bumi ini dipenuhi oleh noda-noda kita, dosa-dosa kita, kesalahan dan kezaliman kita, niscaya ampunan, maghfirah, kemaafan, dan cintaNya lebih besar dari semuanya.

Bahkan kata Ibnu Athaillah as-Sakandary, “Terkadang Allah mentakdirkan hamba-hambaNya berbuat dosa, agar si hamba lebih dekat kepadaNya.” Amboi betapa indah dan luhurnya Dia, kita harus berbaik sangka kepadaNya, bahwa dosa-dosa pun bagian dari cara Dia mendidik kita. Ketika kita cerdas dan pandai, seluruh kesadaran kita sudah kembali kepadaNya. Tetapi janganlah kita begitu gegabah memaknai, dengan merasa berbesar diri, menyepelekan dosa-dosa kita, hanya karena dosa kita talk ada apa-apanya disbanding ampunanNya. Jangan pula kita berbangga dengan dosa-dosa kita, hanya karena berbangga dengan dosa itu melemparkan kita pada kegelapan paling mengerikan: Jauh dari Cinta dan pelukan Ilahi.

Karena itu mari kita bertobat. Taubatan Nasuha. Taubat yang yang sesungguhnya. Pertama-tama kita taubati dosa-dosa kita, karena hari demi hari, ada saja dosa-dosa yang menempel bagai debu di tubuh kita. Semua hanyalah debu-debu yang hamper tiada artinya, lama-lama telah berubah menjadi kumpulan debu dan gundukan kotoran di tubuh kita, lalu menjadi dosa besar namanya. Apalagi jika kumpulan kotoran itu adalah noda-noda besar kita. Oh, Tuhan, ternyata engkau tidak tega menyiksa mereka, ketika mereka sedang bergelora dalam istighfar. (al-Qur’an)

Lalu kita masuki taubat berikutnya: Taubat atas kealpaan kita, kelalaian kita, dari mengingat allah dalam hari-hari dan waktu kita. Perselingkuhan kita dengan syetan dan dunia, telah mejauhkan diri kita dari Allah, dan Allah terasa hilang dari hati kita. Detik-detik jantung kita, gerak-gerik syaraf ruhani kita, ternyata begitu terabaikan dari campur tangan Allah disana. Makanya, sudah niscaya, jika istighfar menjadi buah bibir hati kita. Inilah taubatnya para Kekasih Allah. Taubat dari kealpaan bermesraan dengan Allah. Taubat dari kealpaan Dzikrullah. Inabah namanya.

Kemudian tahap selanjutnya, kita bertaubat dari segala apa saja selain Allah. Sebab selain Allah senantiasa sirna, dan hanya WajahNya yang Abadi. Keabadian Allah janganlah dibiarkan terlantar di kuburan dunia, karena itu segala hal selain Allah sesungguhnya dusta belaka. Dan karenaNya, kita taubati semuanya. Itulah jika kita ingin meneladani Nabi dan RasulNya. Mereka para pilihan itu, tak ingin sekejap pun hatinya kehilangan Dia. Itulah yang disebut dengan Aubah.

Junaid al-baghdady pernah mengisahkan: Suatu hari aku masuk ke tempat Sarru as-Saqathy. Aku lihat dia sedang bingung. “Ada apa dengan anda?” tanyaku kepadanya. “Ada seorang pemuda datang kepadaku bertanya tentang taubat, lalu kukatakan padanya, “Hendaknya engkau tidak melupakan dosa-dosamu.” Tapi pemuda itu menentangku, malah balik berkata, “sebaliknya malah lupakan saja dosa-dosamu.”
Lalu Junaid berkata, “Menurut benakku, apa yang dikatakan pemuda itu benar.”
“Kenapa anda bicara begitu?”
“Karena ketika aku dalam musim panas, kemudian Allah memindahkan diriku di musim dingin, maka sesungguhnya menyebut-nyebut musim panas di musim dingin adalah panas pula artinya.”
Maka as-Saqathy pun terdiam.

Kalimat anak muda ini senantiasa dituturkan sama oleh Junaid, “Bahwa taubat adalah melupakan dosa-dosa anda.” Tentu berbeda dengan pernyataan Sahl bin Abndullah, taubat hendaknya anda jangan melupakan dosa anda.

Para sufi memiliki pengamalan tentang taubat. Dzun Nuun al-Mishry menyatakan, taubat kalangan publik itu, dari dosa. Taubat kalangan khawash itu dari alpa. Sedang An-Nury menegaskan puncak taubat, “hendaknya kalian bertobat dari segala hal selain Allah.” Al-Wasithy menyebutkan, Taubatan Nasuha, adalah jika tidak tersisa sedikit pun kemaksiatan, baik maksiat lahir maupun maksiat batin.

Lebih dari itu semua, pengalaman taubat adalah refleksi dari kondisi ruhani masing-masing hambaNya. Yang lebh penting adalah mutiara-mutiara yang tersimpan dibalik pertaubatan itu. Mutiara Cinta Ilahi yang tak ternilai. Karena itu Allah ta’ala sampai berfirman, “Katakan (Muhammad), Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, Allah bakal mencintaimu.” Ya, mengikuti jejak Rasulullah saw, melalui pintu taubat adalah beristighfar, minimal 70 kali sehari, atau seratus kali sebagaimana teladan yang diberikan kepada kita. “Dan kepada Kamilah mereka kembali…” (al-Ghasyiyah 26).

Pertaubatan memanglah sehari-hari tak bisa kita lepaskan. Kata Tawwaabin (orang-orang yang betaubat), dikaitkan dengan Mutathohhirin (orang-orang yang menyucikan hati). Maknanya, taubat sebagai awal pembuka, maka disanalah ada penyucian jiwa. Proses taubat sampai akhirnya, hingga jiwa-jiwa menjadi suci, adalah proses yang dicintai oleh Allah.